DOA DI RIMBA MANUSELA
Di balik kabut yang menari di punggung Binaiya, rimba Manusela berbisik
membawa kabar antara dunia yang tampak dan yang gaib
di sanalah jejakmu hilang
di antara akar, batu, dan diamnya hutan di selatan
Langit berselendang awan abu
tanah bernafas lewat embun dan nyanyian serangga
setiap daun menjadi saksi
setiap bayang menyimpan tanya
ke mana langkahmu pergi?
Dengan kain berang di kepala, kami membalut niat
dengan tifa kami tabuh harapan
langkah kami iringi doa dan mantera dari tetua
agar Upu Lahattala sudi membuka jalan
Kami datang dengan lampu dan doa
menyusuri jalur sunyi yang tak semua manusia lewati
memanggil namamu di sela desir angin
berharap semesta menjawab
dengan satu tanda, satu suara, satu napasmu kembali
Gunung Binaiya ini sakral
bukan sekadar batu dan pohon
ia hidup, menyimpan cerita dan rahasia
tapi kami datang bukan menantang
kami datang membawa kasih dan harapan
Wahai engkau yang hilang di pelukan hutan
dengarlah suara cinta yang memanggil
dari keluarga yang menunggumu
dari sahabat yang tak berhenti berharap
Jika kau masih di sana
semoga langkahmu dipandu pulang
Jika kau di pelukan sunyi
semoga damai memelukmu dalam terang
y.f
Bula, 04 April 2025
Komentar
Posting Komentar