Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

NYANYIAN TERAKHIR DI GUNUNG BINAIYA

Gambar
Di puncak sunyi Gunung Binaiya Empat jiwa kini abadi di langitnya Paul Claxton, pelintas waktu di tahun delapan tujuh Fitrah, Amelia, dan Firdaus pun turut menyatu Dalam bisik kabut yang mengalun ragu Paul 1987 dan Fitrah 2014 menembus Kanikeh jalur utara yang menyimpan kisah yang lelah Hutan Manusela menyelimuti tubuhnya dengan bisikan burung kaka tua dan cahaya Amelia 2017 dan Firdaus 2025 melangkah perlahan melewati Negeri Piliana yang menawan dengan suara tifa memanggil dari kejauhan tahuri bersahut dan katong huele dalam kesunyian Hutan Manusela mengurung dalam pelukannya Rusa berlari, tinggalkan bayangan di ujung senja Suara burung Kaka tua memanggil dan menggema Seakan-akan menyampaikan salam dari rimba yang penuh rahasia Orang-orang Alifuru berdiri dalam diam membacakan doa lewat hentakan alam Angin membawa nama mereka ke langit menjadi kabut, menjadi purnama yang bangkit Pulau Seram, mistismu menyelinap di akar Tifa dan Tahuri berdentum samar Di celah nyanyian-nyanyian Kapata ...

FIRDAUS DI PUNCAK BINAIYA

Gambar
Suara tifa menggema lirih Di antara kabut dan puncak sunyi Gunung Binaiya tak bersuara Hanya angin yang bawa kisah Tentang seorang tamu dari jauh Yang pulang tanpa kata tinggal nama Langkah-langkahmu pernah jejak Di tanah alifuru yang penuh wangi Tifa dan tahuri menyambutmu Kasturi menari di ujung pagi Namun rimbun hutan menyimpan rahasia Dan sunyi menjadi penuntun terakhir Firdaus, bukan hanya nama Tapi cahaya di jalur Binaiya Bukan hanya tubuh yang menapak Tapi jiwa yang mencari tinggi Kini engkau lelap di peluk bumi Dalam rumah yang dibangun sunyi. Dong bilang itu taman Eden Tempat paling dekat dengan langit Tapi Firdaus, engkau tahu Kadang surga tak selalu penuh tawa Kadang gunung pun menangis Di balik batu dan dedaunan basah Beta rasa Maluku simpan luka Aer mata jatuh di hutan-hutan tua Ale datang bawa semangat Ale tinggal kasih kenangan Gunung Binaiya jadi saksi Bahwa langit pernah memelukmu Selamat tidur di puncak abadi Di taman Eden yang kau daki sendiri Beta dan dong pung hati...

LEMBAH AIMOTO, RUMAH TERAKHIR FIRDAUS

Gambar
  Di langit Maluku yang lirih angin membawa kabar pilu dari puncak Binaiya sebuah nama disebut dalam doa dan tangis  Firdaus Ahmad Fauzi pejalan sunyi yang menapak jejak sunyi di atas tanah yang tua, di hutan yang menyimpan rahasia langit Gunung Binaiya bukan hanya tumpukan bebatuan dan akar yang menggeliat ia adalah tubuh raksasa yang menyimpan mistik dan bisik-bisik leluhur di setiap rimbun dedaunan ada suara yang tak bisa dijawab dan Firdaus, ia datang bukan untuk menantang tapi mencari makna dalam kesunyian alam Langkahnya hilang seperti bisikan yang direnggut angin berhari-hari bumi mencarinya malam-malam gelap merintih dan doa-doa di bumi bersahut dengan langit "Dimana engkau, wahai anak manusia?" Lalu Aimoto menjawab Lembah itu, sunyi seperti rahim tenang seperti akhir dari segala gelisah Di sanalah Firdaus berbaring bukan dalam pelukan ketakutan tapi dalam damai yang tak bisa dijelaskan oleh kata Wahai Aimoto engkau bukan sekadar lembah, engkau adalah tempat terakhir ...

API PERJUANGAN PATTIMURA

Gambar
Dari tanah Nusa Ina, sampe Nusa Apono sampe ka Lease bergema suara Kapitan Pattimura, Manawa Maluku yang perkasa Yang seng tunduk par rante deng meriam penjajah Di hatinya menyala api yang seng pernah lelah Di Ambon bergolak semangat membara Menyerukan rakyat “Bersatu deng jang menyerah” Bukan sekadar Parang deng Salawaku di tangan Tapi tekad merdeka yang seng bisa ditawan. Darahmu mengalir di nadi bangsa Membakar semangat anana Indonesia Meski tubuhmu ditikam sejarah Ale pung nama abadi, seng lapuk oleh waktu yang lelah Hari ini katong mengenang jejakmu yang mulia Upu Kapitano Pattimura yang perkasa Benteng Durstede jadi saksi, ale punya perlawanan yang setia Di setiap doa, di setiap jiwa yang merdeka Kapitan Pattimura, pahlawan sejati Ale pung Api perjuangan terus katong warisi Yusuf Fesanlauw Bula, 14 Mei 2025

UNTUK FAUZI DI PELUKAN BINAIYA

Gambar
  Di antara sunyi kabut dan bisik hutan ada langkah yang tak kembali dalam waktu yang diam Gunung Binaiya menyimpan nama yang tak kunjung pulang ke pelukan Ina  Langit menyaksikan, tanah menyimpan jejak kami tak ingin diam, tak ingin menyerah Dalam dingin dan terjalnya jalan ada harapan yang tetap menyala dan tak padam Mari kita satukan tangan dan hati untuk sahabat yang kini dicari Setiap rupiah adalah cahaya membantu menerangi jalan pulangnya Tak semua pahlawan punya jubah dan senjata ada mereka yang berjuang membawa doa dan dana Demi yang hilang, demi harapan mari kita bantu, jangan tinggalkan _y.f Bula, 12 Mei 2025

DOA DI RIMBA MANUSELA

Gambar
  Di balik kabut yang menari di punggung Binaiya, rimba Manusela berbisik membawa kabar antara dunia yang tampak dan yang gaib di sanalah jejakmu hilang di antara akar, batu, dan diamnya hutan di selatan Langit berselendang awan abu tanah bernafas lewat embun dan nyanyian serangga setiap daun menjadi saksi setiap bayang menyimpan tanya ke mana langkahmu pergi? Dengan kain berang di kepala, kami membalut niat dengan tifa kami tabuh harapan langkah kami iringi doa dan mantera dari tetua agar Upu Lahattala sudi membuka jalan Kami datang dengan lampu dan doa menyusuri jalur sunyi yang tak semua manusia lewati memanggil namamu di sela desir angin berharap semesta menjawab dengan satu tanda, satu suara, satu napasmu kembali Gunung Binaiya ini sakral  bukan sekadar batu dan pohon ia hidup, menyimpan cerita dan rahasia tapi kami datang bukan menantang kami datang membawa kasih dan harapan Wahai engkau yang hilang di pelukan hutan dengarlah suara cinta yang memanggil dari keluarga yang...