BAYANG LELUHUR DI UJUNG TOMBAK

 


Wahai leluhur, sang bayang abadi

yang berjalan di antara nyala dan sunyi

engkau bukan sekadar nama yang dilafazkan

kau adalah doa yang kami genggam dalam setiap nadi dan darah kehidupan


Dalam gemuruh angin dan gelegar petir

kami dengar suaramu, lirih tapi menggetarkan batin

"Berjuanglah, bukan untuk menang semata

tapi untuk menegakkan kebenaran yang terlupa"


Kau wariskan bukan hanya senjata

tapi juga sikap, arah, dan jiwa

kau ajarkan bahwa luka adalah bahasa

dan keberanian bukan tentang siapa yang kuat

tapi siapa yang tetap berdiri meski dikhianat


Langit menjadi saksi sumpahmu dahulu

dan kami, anak cucumu, menjadi penerus yang berseru:

"Takkan kami biarkan warisan ini terhapus

takkan kami diam saat keadilan dirampas secara halus."


Wahai leluhur, di puncak arwah para pejuang

namamu abadi, jiwamu terus berjuang

dan selama darah kami masih mengalir

api semangatmu tak akan pernah berakhir


Yusuf Fesanlauw

Bula, 16 April 2025

.

Notes : replika kehidupan leluhur dulu yang berburu dan dikawal seekor anjing

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBAKARAN DAN HANGUS NYA NURANI

NYANYIAN TERAKHIR DI GUNUNG BINAIYA

MARTAFONS